Pages

Selasa, 23 November 2010

Pesona Bawah Laut Wakatobi


Taman Nasional Wakatobi (TNW) merupakan salah satu dari sedikit dan terluas taman nasional laut di Indonesia. Nama Wakatobi sendiri diambil dari nama-nama daerah-daerah yang terdapat di sekitarnya, yaitu Wangi-Wangi (Wanci), Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Taman Nasional Wakatobi memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut yang menakjubkan. Ekosistem terumbu karang dinilai sebagai ekosistem laut pantai yang sangat produktif yang dapat ditemui di perairan tropis.

Taman nasional ini memiliki 25 buah gugusan terumbu karang dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 km. Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili diantaranya Acropora formosa, A. hyacinthus, Psammocora profundasafla, Pavona cactus, Leptoseris yabei, Fungia molucensis, Lobophyllia robusta, Merulina ampliata, Platygyra versifora, Euphyllia glabrescens, Tubastraea frondes, Stylophora pistillata, Sarcophyton throchelliophorum, dan Sinularia spp.


Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias diantaranya Argus Bintik (Cephalopholus argus), Takhasang (Naso unicornis), Pogo-Pogo (Balistoides viridescens), Napoleon (Cheilinus undulatus), Ikan Merah (Lutjanus biguttatus), Baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea, dan lain-lain.


Selain terdapat beberapa jenis burung laut seperti Angsa-batu Coklat (Sula leucogaster plotus), Cerek Melayu (Charadrius peronii), Raja Udang Erasia (Alcedo atthis); juga terdapat tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Tempayan (Caretta caretta), dan Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea).


Namun pemanfaatan yang dilakukan selama ini adalah penangkapan ikan dan pengambilan batu karang oleh masyarakat secara tradisional. Apabila kegiatan ini tidak dikelola secara arif maka cenderung akan berkembang ke arah ekploitasi yang berlebihan. Hal ini akan mengancam kelestarian sumberdaya yang pada gilirannya akan mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar juga.

1 komentar:

Willy Lasano mengatakan...

cukup bagus... kunjungi juga blog aq:
www.willy-lasano.blogspot.com

Posting Komentar

Silakan tulis komentar di sini..